Adsense Link 728 X 15;

માર્ચ 18, 2012

22 Penulis China Menggugat Apple


VIVAnews -- Sebanyak 22 penulis China mengajukan gugatan melawan perusahaan teknologi AS, Apple. Mereka menuduh App Store menjual salinan buku-buku mereka secara ilegal. Demikian disampaikan Xinhua, seperti dimuat Reuters, Minggu 18 Maret 2012 malam.

Kelompok penulis yang mengatasnamakan diri sebagai "Writers Rights Alliance" mengirimkan petisi tahun lalu kepada Apple, agar raksasa teknologi itu mengghentikan pendistribusian buku mereka secara elektronik. Sebelumnya, mereka juga melakukan pendekatan kepada Baidu -- mesin pencari berbahasa China terbesar, untuk menghentikan publikasi buku-buku mereka.

Para penulis menuntut ganti rugi sebesar 50 juta yuan atau setara US$8 juta dari Apple, atas dugaan menjual 95 bajakan buku mereka melalui toko online Apple.

Dikonfirmasi, juru bicara Apple mengatakan, akan merespon gugatan itu. "Sebagai pemegang IP, kami sangat memahami pentingnya perlindungan kekayaan intelektual. Dan ketika kami menerima keluhan, akan akan kami respon secara cepat dan tepat," kata Carolyn Wu.

Sementara, kelompok penulis yang mengajukan gugatan belum bisa dihubungi untuk dimintai pendapat.

Sebelumnya, selama bertahun-tahun, mengeluhkan penegakan hukum yang longgar terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual di China.

Gugatan ini menambah daftar masalah Apple di China. Perusahaan teknologi terkemuka itu sejak lama terlibat perang gugatan dengan perusahaan China, Proview Technology terkait penguasaan merek dagang iPad di China.

Proview telah meminta distributor China untuk menghentikan penjualan iPad setelah Apple meluncurkan versi terbaru.

ફેબ્રુઆરી 09, 2012

Maret, Apple akan Perkenalkan iPad 3


SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Apple akan memperkenalkan komputer tablet terbarunya, iPad3, bulan Maret 2012 mendatang.

Blog teknologi yang dimiliki Dow Jones, All Things D, seperti dikutip kantor berita Perancis AFP,hari Jumat (10/2/2012) menyebutkan, rumor terakhir mengutip sumber tanpa nama menyebutkan bahwa iPad 3 akan diperkenalkan pertama kali dalam sebuah acara perusahaan Apple di San Francisco pada pekan pertama bulan Maret depan.

Menurut blog All Things D, generasi baru iPad akan dipertahankan seperti model sebelumnya, namun akan menjalankan chip komputer yang lebih cepat dan memiliki peningkatan dalam soal grafis, seperti yang terlihat pada iPhone.
Sumber :
AFP

ફેબ્રુઆરી 07, 2012

PC Desktop Kini Mendukung Layar Sentuh 3D


VIVAnews - Merespons kebutuhan konsumer yang menginginkan hiburan digital, Hewlett Packard (HP) menghadikran seri komputer dekstop terbaru dengan portofolio 3D dalam bentuk HP TouchSmart 620. Inovasi yang dihadirkan dalam perangkat ini adalah layar sentuh 3D.

"Teknologi 3D terbaru ini didesain agar interaksi kita dengan teknologi terbangun lebih intuitif, mudah, menyenangkan dan bermanfaat," kata Danny Lee, Country General Manager Personal System Group HP Indonesia, di Jakarta, 7 Febuari 2012.

Generasi penerus Dekstop HP 520 ini memiliki display yang dapat diputar hingga 180 derajat dan direbahkan mencapai 60 derajat ke belakang dan 5 derajat ke depan.

Antarmuka TouchSmart 5.0 memungkinkan pengguna secara leluasa melakukan scrolling dekstop dan meletakkan file misalnya file suara, video, ataupun teks, dalam tampilan dekstop sehingga menjadi lebih personal karena dapat ditampilkan dengan Magic Kanvas.

Pada produk ini, sisi inovasi hadir lewat fitur LinkUp Technology yang memungkinkan pengguna dapat mengakses semua file, baik gambar, video, atau tulisan dari satu perangkat komputer meski konten yang akan diakses berada dalam perangkat yang sedang offline dengan kualifikasi pasokan wifi yang memadai.

"Dengan fitur ini, pada saat bersamaan bisa akses dalam dua komputer, misalnya dari kamar ke ruang tamu," klaim Jane Ritonga, Market Development Manager HP Personal System Group Indonesia. “Untuk keamanan data, sepanjang masih menjaga password maka data tetap akan terjamin,” janjinya.

Untuk melihat video dan gambar 3D, desktop ini dilengkapi dengan perangkat kacamata 3D. Dengan menggunakan webcam, pengguna dapat menciptakan video 3D dan mengabadikan foto ceria untuk kemudian dibagi melalui layar monitor. Dekstop ini juga menyediakan TriDef Ignition Game Player yang memungkinkan seluruh anggota keluarga menikmati game favorit dalam tampilan 3D.

Untuk kenyamanan audio, perangkat berukuran 23 inchi ini dilengkapi dengan fitur Beats Audio, teknologi yang dikembangkan HP untuk memberikan pengalaman audio yang lebih baik. PC yang dibanderol di Rp15 juta ini sendiri diperkuat prosesor Intel Core i5.
• VIVAnews 

Nokia Pinjamkan dan Gratiskan Lumia untuk Developer Lokal



JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sukses menggelar acara "Coding 24 jam Nokia Lumia Developers Day", Nokia Developer Indonesia kembali menggelar acara yang diperuntukan untuk para developer (pengembang aplikasi) Windows Phone, bertajuk "The Amazing Nokia Lumia Apps Challenge".

Kompetisi ini memberi kesempatan kepada developer untuk menjajal dan memiliki smartphoneNokia Lumia 710.
 
"Kompetisi ini mengincar developer individu ataupun kelompok yang punya semangat membuat aplikasi di Windows Phone," kata Narenda Wicaksono, Developer Operation Manager Nokia Indonesia, saat dihubungi lewat telepon, Senin (6/2/2012).
 
Bagi yang ingin mengikuti kompetisi ini, lanjut Narenda, terlebih dahulu harus membangun prototipe aplikasi untuk Windows Phone. Registrasi bisa dilakukan dengan bergabung ke situs web Nokia Indonesia Community Enthusiasts (NICE),

Lalu buatlah sebuah posting dalam bentuk blog yang isinya berupa judul, deskripsi, danscreenshot dari aplikasi yang ingin dibangun, sebelum 31 Maret 2012. Contoh posting prototipe aplikasi bisa dilihat di sini.
 
Narenda mengatakan, jika prototipe aplikasi itu dirasa menarik, maka pihak Nokia akan menghubungi developer yang bersangkutan. Agar disetujui, sebuah aplikasi yang diajukan harus unik, sesuai dengan kebutuhan lokal, dan dapat memaksimalkan fitur Nokia Lumia.
 
"Kami akan meminjamkan dan mengirimkan sebuah Nokia Lumia 710 untuk developer yang punya prototipe aplikasi menarik," kata Narenda. Ini dilakukan agar para developer lebih mengenal Nokia Lumia dan sistem operasi Windows Phone.
 
Developer yang sudah menerima Lumia 710, diwajibkan membuat dan memasukan aplikasinya ke toko aplikasi Windows Phone Marketplace dalam kurun waktu maksimal 30 hari.
 
Nah, bagi developer yang berhasil membuat dan mempublikasi 3 aplikasi sebelum 30 Juni 2012, maka berhak memiliki Lumia 710, yang sebelumnya dipinjamkan.

"Lumia 710 yang sebelumnya berstatus dipinjamkan, akan berubah menjadi hak milik jika developer berhasil membuat 3 aplikasi," tutup Narenda.

ફેબ્રુઆરી 06, 2012

Smartphone Ramah Lingkungan

VIVAnews - Seorang pelajar asal Inggris mendesain smartphone yang terbuat dari bahan bambu. Karya Kieron-Scott Woodhouse dari Shepherds Bush di London ini rencananya akan diluncurkan di Inggris Raya, dan Eropa akhir tahun ini.

Awalnya, Kieron yang merupakan mahasiswa desain produk di Middlesex University ini merasa frustrasi dengan terbatasnya variasi bahan yang digunakan untuk smartphone. Karena itu pelajar 23 tahun ini kemudian mencoba memakai bambu sebagai bahan di desain handset-nya.

Terbuat dari bambu organik yang dalam usia tumbuh 4 tahun, desain ini menjamin daya tahan smartphone. Produk yang dinamakan ADzero ini akan menggunakan Android sebagai sistem operasi yang digunakan.

Seperti smartphone pada umumnya, ADzero juga dilengkapi dengan kamera. Tapi, ADzero menggunakan teknologi yang disebut 'ring flash' di kamera, yang berbeda dengan smartphone lain.

Flash berbentuk lingkaran yang digunakan di lensa kamera disebut menjamin mampu mengurangi bayangan.

Kieron pun mengaku bangga atas dukungan yang diberikan banyak pihak terhadap produk ini. "Bambu mungkin materi aneh yang digunakan untuk ponsel, tapi ini sebenarnya bahan kuat dan daya tahannya tinggi, kualitas sempurna untuk aplikasi semacam ini," ucap Kieron, seperti dikutip dari laman Daily Mail.

"Sejauh ini pengalaman yang didapat sungguh menakjubkan dan di luar dugaan. Saya tak sabar menunggu ponsel ini ada di toko tahun ini," ucap Kieron.

Karya Kieron ini sendiri menjadi favorit di London Design Week. Sebelumnya, karya Kieron hanya dikenal melalui internet. Perusahaan teknologi Adzero kemudian mengaku tertarik dengan karya Kieron ini. 

"Kieron-Scott merupakan desainer yang hebat dan telah mendapatkan kesempatan yang mungkin lebih dari apa yang bisa disediakan Middlesex. Ini bisa membuat perusahaan barunya sangat sukses," tutur Andy Bardill, pengajar di Middlesex University, sekaligus pembimbing Kieron.
• VIVAnews

Planet-planet Kandidat Pengganti Bumi

VIVAnews - Teknologi memungkinkan manusia menjelajah keluar Bumi untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai pembentukan alam semesta. Berbagai eksplorasi dan penelitian menyimpulkan sejumlah planet memberikan harapan baru untuk dihuni, untuk menggantikan Bumi yang kian sesak.

Beberapa sistem tata surya yang ditemukan mirip dengan Bimasakti, tempat Bumi mengorbit. Bahkan sejumlah planet yang ditemukan juga diyakini mirip Bumi. Para ilmuwan dan astronot menduga kehidupan manusia bisa berlangsung di planet-planet ini.

Sejauh ini, ada beberapa planet yang dipublikasikan mirip Bumi dan diperkirakan bisa menyokong kehidupan manusia. Berikut beberapa di antaranya:

1. Planet GJ 667Cc

Planet ini disebut kandidat terbaik mirip bumi. Dikutip dari Dailymail, planet yang terdeteksi lewat teleskop dari Bumi itu, berbatu seperti laiknya Bumi yang kita huni ini. Selain itu, dia juga mengorbit dengan "zona hunian" dengan suhu yang cocok untuk keberadaan air di permukaan. Suhu permukaannya bisa jadi mirip Bumi.

"Planet baru ini kandidat terbaik yang menyediakan air, dan mungkin kehidupan," kata pemimpin penelitian ini, Guillem Anglada-Escudé, Februari 2012.

Planet yang terdeteksi teleskop di European Southern Observatory ini memiliki bobot 4,5 kali bumi dan mengorbit pada satu bintang yang disebut GJ 667C dengan jarak 22 tahun cahaya dari bumi. Dalam konteks galaksi, dia tetangga kita.

Diberitakan Telegraph, planet ini mengorbit pada bintangnya dengan periode 28,15 hari, hampir sama dengan bumi kepada matahari.

"Planet ini mengorbit di sistem tiga bintang. Tapi dua lainnya sangat jauh. Keduanya akan terlihat cantik di langit," kata  Steven Vogt, seorang profesor astronomi.
Dua bintang lainnya hanyalah bintang kerdil berwarna oranye. Ada tiga planet yang mengorbit dekat bintang ini.

2. Planet KOI 326.01
Planet ini memiliki volume dan diameter lebih kecil dibandingkan Bumi dengan temperatur sedikit lebih rendah dari air mendidih. Dari segi ukuran, planet ini mirip Bumi.

Planet KOI 326.01 ditangkap pertama kali oleh Teleskop Kepler. Teleskop tersebut bekerja untuk mendeteksi planet-planet ekstrasolar (berada di luar tata surya). Ia mampu mengamati 150.000 bintang terdekat Bumi di ruang angkasa.

Sejauh pengamatan terhadap KOI 326.01, ilmuwan planet dari Ames Research Center NASA William Borucki mengatakan, "Ini obyek kecil, kandidat kecil."

"Astronom pun bahkan tidak mengetahui berapa ukuran bintang induknya. Sebab itu, sulit untuk mengetahui karakteristik planet yang mirip Bumi itu. Sampai kini, belum ada konfirmasi lebih lanjut," kata dia, yang juga bertanggung jawab sebagai Kepala Tim Sains Kepler, Februari 2011.

Ada perkiraan bahwa satu di antara 200 bintang di ruang angkasa pastilah sebuah planet yang memiliki zona layak huni makhluk hidup, atau menyerupai kehidupan seperti Bumi.

Planet KOI 326.01 adalah salah satunya?
Itu masih misteri. Tapi, menurut beberapa ilmuwan, planet seukuran Bumi itu merupakan salah satu planet yang cocok untuk kehidupan alternatif penghuni Bumi.

3. Planet Gliese 581g

Hasil pengamatan observatorium MW Keck di Hawaii, Amerika Serikat, selama 11 tahun membuahkan hasil. Para ilmuwan menemukan sebuah planet yang paling mirip dengan Bumi bernama Gliese 581g, pada September 2010.

Planet yang ukurannya hampir sama dengan Bumi itu mengorbit dan berada di tengah "zona huni perbintangan". Peneliti juga menemukan zat cair dapat eksis di permukaan planet itu.

Ini akan menjadi planet paling mirip Bumi yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Ini juga merupakan planet pertama yang paling berpotensi dihuni manusia.

Yang paling menarik dari dua planet Gliese 581g adalah, dia memiliki massa tiga sampai empat kali dari Bumi dan periode orbit hanya di bawah 37 hari. Volume massa itu menunjukkan bahwa planet itu kemungkinan merupakan planet berbatu dengan permukaan tertentu. Itu juga menunjukkan bahwa planet itu memiliki gravitasi yang cukup.

Gliese 581g terletak dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya berada di konstelasi Libra. Posisi planet ini, satu sisi selalu menghadap bintang dan memiliki suhu panas yang memungkinkan manusia untuk berjemur secara terus-menerus di siang hari. Di bagian samping yang menghadap jauh dari bintang, berada dalam kegelapan yang terus-menerus.

Para peneliti memperkirakan rata-rata suhu permukaan planet ini antara -24 dan 10 derajat Fahrenheit atau -31 sampai -12 derajat Celsius. Suhunya akan sangat terik saat posisinya menghadap bintang dan bisa terjadi pembekuan saat sedang gelap.

Menurut Profesor Vogt, gravitasi di permukaan planet itu hampir sama atau sedikit lebih tinggi dari Bumi, sehingga orang dapat dengan mudah berjalan tegak di planet ini.

4. Sistem Kepler 9

Satelit Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang--seperti planet dalam tata surya yang mengelilingi Matahari, Agustus 2010. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.

Pengamatan dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang --dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.

Dua planet terbesar dalam sistem ini yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c--ditemukan memiliki diameter yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.

Namun, dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang--mirip Matahari, seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.

Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Sistem Kepler ini. Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi planet terkecil yang dikenal. "Kami bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil, tapi kami belum mengetahui massanya," kata Matthew Holman, staf direktur divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang mengkonfirmasi temuan Kepper.
Keppler mengungkapkan, planet ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital sekitar 1,6 hari di Bumi--lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c. Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat 'Kembaran Bumi' mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.

Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan. "Planet-planet ini seperti tidak layak huni," kata Holman. Diperkirakan temperatur dua planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).

5. Planet Kepler 10-b
Teleskop luar angkasa AS menemukan sebuah planet yang terletak di luar tata surya. Planet itu tampak berbatu-batu, mirip dengan Bumi. Sayang, planet itu tidak layak huni, karena terlalu panas. Menurut NASA, suhu di salah satu sisi planet itu sebesar 2.700 derajat Fahrenheit, atau sekitar 1.482 derajat Celcius.

Astronom NASA, Natalie Batalha, mengatakan bahwa planet itu berukuran 1,4 kali lebih besar dan memiliki massa 4,5 lebih padat dari Bumi. Kepler 10-b mengorbit di suatu bintang mirip matahari dan berjarak 560 tahun cahaya, atau sekitar 9,4 triliun kilometer.

6. Planet GJ 1214b

Planet itu lebih besar dari Bumi dan memiliki kandungan air. Hasil temuan tim dari Harvard-Smithsonian Centre for Astrophysics itu dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu 16 Desember 2009.

Berukuran 2,7 kali lebih besar dari Bumi, planet itu mengitari matahari, yang lebih kecil dan kurang bercahaya dari matahari di tata surya kita. Meski planet GJ 1214b kemungkinan besar memiliki atmosfer yang terlalu tebal dan terlalu panas bagi bentuk kehidupan seperti di Bumi, penemuan itu merupakan pencapaian besar dalam pencarian kehidupan di planet lain.

"Kegembiraan terbesar adalah karena kami menemukan sebuah dunia dengan kandungan air yang mengitari bintang yang sangat kecil dan sangat dekat, hanya berjarak 40 tahun cahaya dari sistem tata surya kita," kata David Charbonneau, profesor astronomi di Harvard University dan ketua tim penulis artikel di jurnal Nature, seperti dikutip dari laman CNN.

Planet GJ 1214b tergolong sebagai "super-Earth" karena berukuran antara satu dan sepuluh kali lebih besar dibanding Bumi. Dalam beberapa tahun, para ilmuwan sudah mengetahui keberadaan planet-planet super ini. Sebagian besar yang ditemukan astronom berukuran sangat besar, sehingga lebih mirip planet Jupiter daripada Bumi.

Charbonneau mengatakan, kehidupan di planet GJ 1214b tersebut kemungkinan tidak akan mirip seperti kehidupan di Bumi. "Planet ini kemungkinan memiliki air yang berupa cairan," katanya.

7. 100 Planet Mirip Bumi
Teleskop Kepler menemukan lebih dari seratus planet yang besarnya seukuran Bumi. Penemuan tersebut terjadi 2010, setelah Kepler memindai langit untuk menemukan keberadaan planet yang mengorbit bintang. Penemuan ini menguatkan dugaan mengenai kemungkinan bahwa manusia Bumi tidak sendirian di jagat raya ini.

Pakar astronomi, Dimitar Sasselov, seperti dikutip dari Daily Mail, mengatakan, bahwa teleskop mengungkap 140 planet berbeda yang memiliki ukuran mirip Bumi. "Penemuan luar biasa ini memenuhi impian Copernicus," kata Sasselov.

• VIVAnews

Suhu Global Tahun 2011 Bukanlah yang Terpanas


VIVAnews - Anda merasa suhu sekitar Anda panas di sepanjang tahun 2011 lalu? Menurut sejumlah ilmuwan pengamat lingkungan asal Amerika Serikat, tahun 2011 hanya berada di posisi ke sembilan sebagai tahun terpanas dari 33 tahun sejak pertamakali temperatur permukaan bumi dicatat tahun 1978 lalu.

Menurut John Christy, Director of the Earth System Science Center, University of Alabama di Huntsville, Amerika Serikat, suhu rata-rata tahun 2011 tidak panas karena ada fenomena pendinginan temperatur air samudera Pasifik, atau yang dikenal dengan nama La Nina di awal dan akhir tahun itu.

“Jika dirata-rata secara global, pada tahun 2011, atmosfir Bumi memang sekitar 0,27 derajat lebih hangat dibandingkan dengan rata-rata selama 30 tahun terakhir,” kata Christy, 10 Januari 2011.

Sistem yang mereka kembangkan sendiri mencatat laporan temperatur dari hampir seluruh kawasan planet Bumi.

Sebagai bagian dari proyek yang masih berlangsung antara University of Alabama, NASA, dan National Oceanographic and Atmospheric Administration (NOAA), Christy dan timnya menggunakan data yang dikumpulkan oleh advanced microwave sounding unit pada satelit milik NOAA dan NASA untuk mendapat informasi temperatur akurat dari seluruh kawasan Bumi. Termasuk gurun terpencil, lautan, kawasan hutan hujan, yang merupakan kawasan-kawasan di mana data iklim yang akurat tidak tersedia.

Satelit juga mengukur temperatur atmosfir mulai dari permukaan Bumi sampai ketinggian 26 ribu feet (7.924 meter) di atas permukaan laut. Data dikumpulkan dan diproses secara bulanan, dan tersedia bagi peneliti atmosfir dan pemerhati lingkungan dari berbagai belahan dunia. (eh)
• VIVAnews

Symantec: Virus Android Berasal dari Jaringan Iklan

KOMPAS.com - Perusahaan pembuat antivirus, Symantec, menyatakan bahwa virus yang ditemukan dalam 13 aplikasi dari Android Market menyerang lewat jaringan iklan di program tersebut. Aplikasi itu telah diunduh oleh jutaan pengguna Android.
Symantec menamakan 13 aplikasi tersebut sebagai "Android Counterclank" dan diklasifikasikan sebagai Trojan horse atau malware. Symantec juga menemukan bahwa aplikasi tersebut juga terindikasi mirip "Android TonClank", yang juga disebut Plankton. Jenis ini ditemukan Symantec pada penelitian di Universitas North Carolina State pada Juni 2011.
Aplikasi Android yang terdiri dari kode Android Counterclank telah diunduh 1 juta hingga 5 juta kali. "Ini adalah malware dengan jumlah download terbesar. Secara umum, malware ini akan mengubah tampilan browser, menambah desktop shorcut, dan menghapus bookmarks," ujar Direktur Symantec Security Kevin Haley kepada Computer World.
Symantec telah melaporkan 13 aplikasi yang mengandung kode Android Counterclank tersebut kepada Google, tetapi Google menolak mencabutnya dari Android Market. Menurut Google, aplikasi-aplikasi tersebut tidak melanggar kebijakan.
Symantec memahami mengapa serangan begitu mudah masuk ke aplikasi Android. Aplikasi Android tersedia dengan harga yang sangat murah, bahkan gratis, sehingga pengguna tidak banyak berpikir untuk menginstal aplikasi apa pun yang tersedia di Android Market. Pengguna tidak bisa membedakan mana yang mengandung kode virus, malware, spyware, atau adware.
"Kami berharap di masa depan bisa menginformasikan kepada pengguna tentang status keamanan aplikasi-aplikasi yang tersedia di Android Market," ujar Haley.
Symantec bukan perusahaan antivirus satu-satunya yang ditolak Google. Look Security, kompetititor Symantec, sebelumnya juga telah ditolak oleh Google soal klaim aplikasi bervirus.

Apple Bakal Rilis iPhone 5 pada Juni 2012

KOMPAS.com — Jadwal kehadiran iPhone 5 yang tentu ditunggu para penggemar Apple semakin terkuak. Seperti dikabarkan Digitimes, Apple berencana merilis iPhone generasi terbaru itu dalam ajang Apple Worldwide Developers Conference yang akan diadakan pada Juni 2012.

Kabar tersebut datang dari koran berbahasa Mandarin, Commercial Times.

Media tersebut juga menyebut bahwa iPhone 5 bakal memiliki teknologi panel "glass to glass" layar sentuh. Panel tersebut disuplai dari perusahaan TPK Holding dan Wintek.

Panel yang berukuran 4 inci bakal diproduksi oleh LG (atau setidaknya LG menjadi salah satu dari vendor yang bakal memproduksi panel iPhone 5).

Apabila rumor di atas ternyata benar, ini untuk pertama kalinya iPhone akan memiliki ukuran yang berbeda. Sebelumnya, mulai dari iPhone generasi pertama sampai generasi terakhir, iPhone 4S, ukuran layarnya adalah 3,5 inci.

Jika sudah mulai dalam tahap diproduksi, tidak ada jaminan akan muncul rumor lain tentang iPhone 5. Namun, setidaknya rumor tersebut akan memberi wawasan seperti apa perangkat tersebut bakal dikeluarkan yang rencananya akan dirilis pada ahir tahun ini.

ફેબ્રુઆરી 04, 2012

Harga Perdana Galaxy Nexus +/- Rp. 6 Juta

Setelah akhir pekan, Galaxy Nexus kembali dipasarkan di harga normal.


VIVAnews - Akhir pekan ini Samsung Electronics Indonesia mulai memasarkan smartphone terbaru mereka yang berbasis sistem operasi Android yakni Galaxy Nexus. Yang menarik, smartphone ini merupakan produk pertama yang mendukung OS terbaru Google yakni Android 4.0 Ice Cream Sandwich.

Pada penjualan perdananya di Indonesia, produk ini dipasarkan di harga Rp5,999 juta. Namun setelah akhir pekan ini, produk tersebut akan dijual di harga normalnya yakni Rp6,499 juta.

Galaxy Nexus merupakan smartphone yang dibuat berdasarkan kerjasama antara Google dan Samsung. Ia dikerjakan oleh engineer dari kedua perusahaan dan merupakan generasi ketiga, setelah ponsel flagship Google terdahulu yakni Nexus One dan Nexus S. Untuk itu, model ini menggunakan brand milik kedua perusahaan yakni Galaxy dan Nexus.

Selain sistem operasi terkini, yang menarik dari smartphone Super AMOLED 4,6 inci ini adalah desainnya. “Agar tampak premium, kami memilih warna metalik sebagai warna utama Galaxy Nexus,” kata Tae Jung Kim, perancang yang mendesain Galaxy Nexus, 22 Januari 2012.

Tae Jung menyebutkan, pihaknya mendesain ponsel ini dengan bahan lembut dan bentuk yang sedikit melengkung, agar lebih ergonomis saat digenggam.

Smartphone dengan prosesor dual core ARM Cortex A9 1,2GHz ini dilengkapi GPU PowerVR SGX540 307MHz, memori 1GB dan storage sebesar 16 atau 32GB. Ia mendukung komunikasi data HSDPA 21Mbps, serta untuk kawasan tertentu, konektivitas LTE juga disediakan.
• VIVAnews 

Galaxy S II Paket Hemet Segera Beredar?


VIVAnews - Samsung Galaxy S II merupakan salah satu smartphone Android terpopuler di pasar. Meski begitu, harganya cukup menguras kantong bagi pengguna yang ingin memilikismartphone tersebut. Untuk itu, Samsung menyediakan varian lain dari Galaxy S II.

Awalnya, varian dari smartphone itu terungkap lewat situs Glbenchmark. Jika Galaxy S II menggunakan kode seri GT-I9100, versi ekonomis dari Galaxy S II menggunakan kode Samsung GT-I9070.

Berbeda dengan Galaxy S II yang menggunakan prosesor dual-core Cortex-A9 berkecepatan 1,2GHz, seri GT-I9070 memakai prosesor yang lebih rendah yakni berkecepatan 1GHz. Meski demikian, prosesor ini masih tetap dual core. Untuk VGA, ia memakai chip yang sama yakni Mali-400MP.

Selain itu, jika Galaxy S II yang menggunakanchipset buatan Samsung, GT-I9070 dipasangichipset ST-Ericsson Novathor U8500. Adapun untuk konektivitas, smartphone ini disebutkan mendukung Wi-Fi dan Bluetooth. Ia memiliki memori internal 6GB (Galaxy S II tersedia dengan 16 atau 32GB) dan slot microSD hingga 32GB.

Kamera 5 megapiksel dengan LED, autofokus, kemampuan video recording dan kamera depan untuk video call juga tersedia pada ponsel berbobot 110 gram (termasuk baterai) ini. Dikabarkan, smartphone yang ber-OS Android 2.3.6 Gingerbread ini bisa di-upgrade ke Ice Cream Sandwich.

Jika mengutip daftar yang dirilis Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Departemen Komunikasi dan Informatika, Samsung GT-I9070 sudah selesai diujicoba. Kemungkinan, tak lama lagi produk ini akan segera dipublikasikan kehadirannya oleh Samsung Electronics Indonesia. (eh)
• VIVAnews 

ફેબ્રુઆરી 03, 2012

iPad 3 Pakai Prosesor A6 Quad Core dan 4G?


KOMPAS.com - Apple tampaknya tidak main-main dalam merilis iPad generasi ketiganya di tahun ini. Ini terlihat dari rencananya menyematkan prosesor Apple generasi terbaru, A6 quad core dan dukungan jaringan Long Term Evolution (LTE) atau 4G.

Rumor tersebut berasal dari BGR yang menerima foto tentang detail iPad generasi ketiga. Foto tersebut diklaim dari iBoot, iDevice bootloader dari Apple.

Dalam foto tersebut, jenis prosesor yang akan dibenamkan pada iPad generasi ketiga ini memakai nomor model S5L8945X. Nomor model prosesor tersebut merupakan nomor model terbaru dari Apple dan kemungkinan bakal disebut Apple quad core A6.
Jika ini benar, maka iPad generasi ketiga bakal menjadi perangkat iOS tercepat dari jajaran produk Apple.

Sebelumnya, Apple menggunakan prosesor single core A4 di 2010 dan dual core A5 di tahun lalu. Model prosesor Apple A4 adalah S5L8930X dan A5 adalah S5L8940X.

Selain itu, foto tersebut juga menunjukkan dua buah model J1 dan J2. iPad model pertama bakal hadir dengan WiFi saja, tetapi iPad model kedua dibekali dengan WiFi dan GSM/CDMA/LTE.


Ada Oksigen Di Luar Tata Surya


TEXAS, KOMPAS.com — Rahasia lingkungan di luar Tata Surya sedikit terungkap setelah beberapa ilmuwan menemukan bahwa lingkungan di luar pengaruh Matahari berbeda, serta jauh lebih aneh dari yang dibayangkan.

Perbedaannya adalah pada jumlah oksigen. Ada lebih banyak oksigen yang terdapat di Tata Surya daripada di interstellar atau wilayah antarbintang.

Ilmuwan belum mengetahui sebabnya. Namun, ada kemungkinan materi yang mendukung kehidupan tersembunyi di debu atau es angkasa.

"Kami menguak teka-teki besar bahwa material di luar Tata Surya berbeda dengan yang ada di dalam," kata David McComas dari Southwest Research Institute, Texas, seperti dikutip AP, Selasa (31/1/2012).

Terkuaknya teka-teki ini tak lepas dari jasa wahana antariksa Interstellar Boundary Explorer (Ibex), yang diluncurkan tahun 2008. Wahana antariksa itu diutus untuk mempelajari lingkungan batas Tata Surya di mana aliran partikel dari Matahari bertumbukan dengan gas dingin di area antarbintang.

Mengelilingi dari jarak 320.000 km di atas Bumi, Ibex mendeteksi partikel yang mengalir ke Tata Surya. Gelembung pelindung yang mengelilingi Matahari dan planet mencegah radiasi kosmik masuk, tetapi partikel netral bisa lewat dengan mudah sehingga Ibex bisa mengetahui distribusinya.

Meski lingkungan luar Tata Surya memiliki oksigen lebih sedikit, hal ini tak selayaknya menjadi alasan dihentikannya pencarian planet mirip Bumi.

Geoff Marcy dari Universitas California Berkeley mengatakan, ada banyak oksigen di bintang lain dalam wilayah Bimasakti dan di luar wilayah tempat biasa terbentuk bintang dan planet.

Ilmuwan juga masih bisa berharap pada hasil penelitian wahana antariksa Voyager yang diluncurkan tahun 1977 dan mengeksplorasi perbatasan Tata Surya sejak 2004. Dalam beberapa bulan lagi, Voyager akan memasuki wilayah antarbintang dan siap menguak rahasia lain.

Planet Baru Mirip Bumi


VIVANews - Para astronot tak hentinya mencari planet baru yang bisa dihuni manusia. Dan secercah harapan itu muncul saat sekelompok astronot menemukan sebuah planet. Dari penelitian awal, planet ini sangat berpeluang dihuni manusia. Sebab dia mirip bumi.
Dikutip dari laman Dailymail, planet yang terdeteksi lewat teleskop dari bumi itu, berbatu seperti laiknya bumi yang kita huni ini. Selain itu, dia juga mengorbit dengan 'zona hunian' dengan suhu yang cocok untuk keberadaan air di permukaan. Suhu permukaan bisa jadi mirip bumi.

"Planet baru ini kandidat terbaik yang menyediakan air, dan mungkin kehidupan," kata pemimpin penelitian ini, Guillem Anglada-Escudé.

Planet yang terdeteksi teleskop di European Southern Observatory ini memiliki bobot 4,5 kali bumi dan mengorbit pada satu bintang yang disebut GJ 667C dengan jarak 22 tahun cahaya dari bumi. Dalam konteks galaksi, dia tetangga kita.
Dikutip dari laman Telegraph, planet ini mengorbit pada bintangnya dengan periode 28,15 hari, hampir sama dengan bumi kepada matahari. Planet ini dinamai GJ 667Cc.

"Planet ini mengorbit di sistem tiga bintang. Tapi dua lainnya sangat jauh. Tapi, keduanya akan terlihat cantik di langit," kata  Steven Vogt, seorang profesor astronomi. Dua bintang lainnya hanyalah bintang kerdil berwarna oranye. Ada tiga planet yang mengorbit dekat bintang ini.

Selain itu, bintang ini memiliki susunan kimia yang berbeda dengan matahari dengan kandungan elemen berberat jenis lebih besar dari helium seperti besi, karbon, dan silikon. Keberadaan planet terbaru ini, menunjukkan bahwa galaksi kita penuh dengan miliaran planet berbatu yang berpotensi untuk dihuni manusia.

"Dengan kemunculan instrumen-instrumen generasi baru, ilmuwan dimampukan untuk meneliti bintang-bintang kerdil dengan planet-planetnya dan akhirnya menemukan tanda-tanda kehidupan di sana," tambah Anglada-Escudé.

GJ 667C sudah diketahui memiliki planet besar dekatnya tapi tidak pernah dipublikasikan. Saking dekatnya dengan bintang, planet itu diduga bersuhu terlalu panas untuk keberadaan air. Studi ini baru saja dimulai untuk mencari parameter orbital planet yang disebut super Bumi ini. Dia mengorbit dengan periode 75 hari.

Tim peneliti kemudian menemukan sinyal jelas mengenai keberadaan planet baru lainnya.
Sebelumnya, Teleskop Kepler menemukan lebih dari seratus planet yang besarnya seukuran Bumi. Penemuan tersebut terjadi pada 2010 setelah Kepler memindai langit untuk menemukan keberadaan planet yang mengorbit bintang.
• VIVAnews 

ફેબ્રુઆરી 01, 2012

The Climate Science Legal Defense Fund: Protecting the Scientific Endeavor



          A version of the scary medieval Inquisition exists today. Climate scientists are being threatened in many ways by ultra-rich fossil fuel backed organizations. Here is a way to really help- by donating to strengthen the defense of the scientists. It’s so painful to watch attempts to push us back to the Dark Ages by ignoring science and tormenting those who shine a light on the truth of what is happening to our precious planet. If you can, please do donate. - Editor
         Over the last twenty years, a small handful of politically-motivated think tanks and legal foundations, because they disliked certain scientific findings, have taken legal action against scientific institutions and individual scientists. In recent years, the legal attacks have intensified, especially against climate scientists. For the individual scientist, these legal actions are a painful burden. Academic salaries were not designed to support ongoing legal expenses. Legal actions also have taken many of our brightest scientific minds away from their research to focus on frivolous lawsuits.
The Climate Science Legal Defense Fund was established to make sure that these legal claims are not viewed as an action against one scientist or institution, but that they are seen as actions against the scientific endeavor as a whole. As such the Fund will defend climate scientists who are dragged into litigation and act aggressively to protect the interests of the scientific endeavor.

જાન્યુઆરી 30, 2012

Ten Facts of Earth and its Orbit

by David Hopkins


The Earth passes through four seasons as it orbits the Sun, along with increasing daylight length in the six months between the winter and summer solstice and decreasing daylight length between the summer solstice and the winter solstice. We also experience a 24-hour cycle that is the Earth’s daily rotation, and a 28-day cycle that is the Moon’s rotation around the Earth. These are cycles that repeat indefinitely. However, many subtleties are hidden in and around these cycles, that most people do not know about, cannot explain, or do not notice.


1. Seasonal Lag
You may notice that the solstices and equinoxes mark the beginning of their respective seasons, rather than the middle. This is because the Earth takes time to warm up or cool down. Therefore, the seasons lag behind their respective daylight length. This effect is called seasonal lag and varies depending on the observer’s geographical location. The farther one travels to either pole, the smaller the lag tends to be. In many North American cities, the lag tends to be about a month, bringing the coldest weather around the 21st of January and the warmest weather around the 21st of July. For instance, at the end of August, you may still be taking advantage of the last of the summer weather, dressing lightly, making one last trip to the beach. However, the date, on the other side of the summer solstice which brings the same daylight length would be approximately the tenth of April. Most people wouldn’t even be anticipating summer then.


2.Moon moving away
Every year, the Moon moves about 4 centimeters (1.6 inches) out from its orbit around the Earth. This is due to the tides the Moon brings to the Earth. The gravity of the Moon on the Earth distorts the Earth’s crust by a few centimeters. Since the Moon rotates much faster than the Moon orbits, the bulge pulls the Moon ahead and pulls it out of its orbit.


3.Slowing rotation
Due to friction caused by the tides and stray space particles, the Earth’s rotation is very gradually slowing down. Estimates indicate that every century, the Earth takes about one five-hundredth of a second longer to rotate once. Around the beginning of the Earth’s formation, a day lasted about 13 or 14 hours, instead of today’s 24. The Earth’s slowing rotation is the reason we add one leap second once every few years. However, the time when our 24-hour system is no longer valid is so far off in the future, not many people have speculated what we will do when that time comes. Some reports suggest that we could add one extra duration of time on the end of each day, perhaps, eventually giving us 25-hour days, or change the duration of hour-length to divide the longer days into 24 equal pieces.


4.Milankovitch Cycles
Astronomer, Milutin Milankovitch, discovered, in the early 20th century, that the Earth’s obliquity, eccentricity and precession are not constant. Over a period of about 41,000 years, the Earth completes one cycle in which it goes from being tilted 24.2-24.5 degrees down to 22.1-22.6 degrees and back again. Currently, the Earth’s axial tilt is decreasing and we are pretty well exactly halfway through our descent down to a tilt of a 22.6-degree minimum, which we will hit around the year 12,000. The Earth’s eccentricity goes through a much more erratic cycle, with a 100,000-year period. The eccentricity of the Earth ranges from being around 0.005 to 0.05. As stated in item 8, it is currently 1/60 or 0.0166, but is currently decreasing. It will bottom out to around 0.006 in around the year 28,000. He conjectured that these cycles cause the ice ages. When the obliquity and eccentricity are particularly large, and the precession is such that the Earth is tilted directly away or directly toward the Sun at aphelion, excessively cold winters result in the hemisphere tilted away from the Sun with too much ice to thaw during the spring or summer.


5.Precession
The Earth’s axis slowly spins like that of a top. Also, the ellipse forming the Earth’s orbit very gradually rotates, making the shape traced out by the earth around the Sun over many years form a daisy. Due to both types of precession, astronomers have identified three types of years: sidereal year, (365.256 days) which is one orbit with respect to distant stars, anomalistic year (365.259 days), which is the length of time it takes for the Earth to travel from its closest point (perihelion) to its farthest point from the Sun (aphelion) and back again, and tropical year (365.242 days) the duration from one spring equinox to the next.


6.Flat Earth
Fact (kinda): Earth really is flat.
I suppose the Catholics from Galileo’s era were maybe just a tiny bit right in believing the Earth to be flat. It just so happens that the Earth is almost spherical but it is slightly flattened at the poles. The Earth’s equatorial radius is 6378.14 kilometers, but its polar radius is 6356.75 kilometers. Consequently, geologists have had to come up with different versions of latitude. Geocentric latitude measures the viewers latitude as an angle with respect to the equator and the center of the Earth. Geographic latitude measures the viewer’s latitude as an angle with respect to the equator and a straight line extending directly below his feet. Geographic latitude is the standard for plotting maps and identifying coordinates. However, the angle measuring the Earth-Sun declination (how far north or south the Sun shines on the Earth depending on the time of year) is always measured as a geocentric value.


7.Earth wobbles
The Earth’s axis slowly spins like that of a top. Also, the ellipse forming the Earth’s orbit very gradually rotates, making the shape traced out by the earth around the Sun over many years form a daisy. Due to both types of precession, astronomers have identified three types of years: sidereal year, (365.256 days) which is one orbit with respect to distant stars, anomalistic year (365.259 days), which is the length of time it takes for the Earth to travel from its closest point (perihelion) to its farthest point from the Sun (aphelion) and back again, and tropical year (365.242 days) the duration from one spring equinox to the next.


8.Earth’s elliptical orbit
Most people know that the Earth orbits the Sun in an ellipse, rather than a circle, but the value of the Earth’s orbital eccentricity is approximately equal to 1/60. A planet that orbits its sun periodically always has an eccentricity between 0 and 1, including 0 but excluding 1. An eccentricity of 0 means the orbit is a perfect circle with the Sun at the center and the planet orbiting at a constant speed. However, such an orbit is extremely unlikely as there is a continuum of possible eccentricity values. The eccentricity, in a closed orbit, is measured by dividing the distance between the Sun and center of the ellipse by the length of the semi-major axis of the ellipse. The orbit becomes increasingly longer and thinner the closer the eccentricity gets to 1. The planet always orbits fastest when it’s nearest to its Sun and slowest when it’s farthest from its Sun. When the eccentricity is greater than or equal to 1, the planet comes around its Sun once and flies back out into space never to be seen again.


9.Sunrise Direction
Fact: Sunrise/sunset times do not change direction immediately at the solstices.
Most people think that, in the northern hemisphere, the sun sets the earliest on the December solstice and sets the latest on the June solstice. This is not actually true. The solstices are simply the dates in which, the daylight length is the longest or the shortest. However, the change in the time of true noon pulls the sunrise and sunset times with it. At the December solstice, true noon is getting later at a rate of 30 seconds per day. Since there is no change in daylight length right on the solstices, sunset is also getting later at a rate of 30 seconds per day and so is sunrise. Since sunset is getting later at the winter solstice, the earliest sunset has already happened. Since sunrise is also getting later at this date, the latest sunrise still has yet to come. It also happens that the latest sunset takes place a short time after the summer solstice and the earliest sunrise takes place a short time before the summer solstice. However, this difference is not as significant as that of the December solstice, because the change of noon due to eccentricity at this solstice is detracting from the change of true noon due to obliquity, (change of true noon due to obliquity is positive at both solstices), but the total rate of change is still positive.


10.High Point
Fact: The Sun is not necessarily the highest at noon.
The change in the time the sun is at its highest point in the sky (true noon) varies throughout the year. This happens for two reasons: the Earth’s orbit is an ellipse, rather than a circle, and the Earth is tilted with respect to the Sun. Since the Earth is rotating at a (very nearly) constant speed but is orbiting faster at some times of year than others, sometimes the Earth’s rotation is either ahead of, or is lagging behind its respective orbital in a circular orbit. The change due to Earth’s obliquity can best be thought of by imagining points close to each other all around the Earth’s equator. If you tilt the circle of points by 23.44 degrees (the current value of Earth’s obliquity), you see that all except the points now on the equator and tropics change their longitude. There is also a change in the time the point the Sun is highest in the sky with the observer’s geographical longitude (that is which longitude they reside in their local time zone) but that factor is constant for each longitude.

જાન્યુઆરી 29, 2012

Aurora Pictures: Solar Storms Trigger Northern Lights on January, 2012


 






Photograph courtesy Andy Keen
A multicolored blade of light seems poised to strike over a snowy forest in Ivalo, Finland, on January 22. Late last week a NASA satellite witnessed a solar flare and CME from a different active region on the sun. That solar event triggered a round of auroras over the weekend, including the display captured above.
"At approximately 19:00 hrs the night sky over our Guest house was illuminated by the most spectacular display of Northern Lights, which lasted for several hours," photographer Andy Keen wrote on Spaceweather.com.
"The temperatures plummeted to a chilly -25 degrees Centigrade [-13 degrees Fahrenheit]—cold enough to make our lenses freeze and turn our camera bodies white."

Solar Loops

Image courtesy SDO/NASA
Huge loops of plasma—superheated, charged gas—rise from an active region on the sun in a newly released picture from NASA's Solar Dynamics Observatory. Each loop is as tall as several Earths stacked on top of each other.
The plasma loops trace the sun's otherwise invisible magnetic field lines, which rise from the star's magnetically active regions—the starting points for huge eruptions of radiation known as solar flares.

જાન્યુઆરી 27, 2012


Dua bibit siklon tropis tumbuh di Samudra Hindia, dan saat ini dalam proses menghimpun energi dengan menarik massa uap air dari berbagai daerah. Kedua bibit siklon tersebut berada di selatan Nusa Tenggara Barat dan Teluk Carpentaria, Australia.

Keberadaan siklon tropis tersebut bisa berdampak langsung bagi cuaca di NTT dan sekitarnya. "Ekor badai selalu dikhawatirkan memberi dampak hujan ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo, Selasa (24/1/2012) di Jakarta.

Tahun 2001 dan 2003, siklon tropis di Samudra Hindia berdampak angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi di perairan wilayah NTT. Bahkan, dilaporkan ada korban meninggal dunia akibat amukan ekor badai tersebut. Ekor badai berkekuatan tinggi bisa mendatangkan hujan lebat di Jakarta. Sejauh ini, kondisi awan yang berpotensi menimbulkan hujan di Jakarta masih bersih.

"Proses pembentukan kedua bibit siklon tropis masih dipantau. Bibit siklon yang berada di Teluk Carpentaria lebih memiliki peluang menjadi siklon tropis terlebih dahulu," kata Mulyono.

Waktu kejadian siklon tropis memang belum bisa diprediksikan. Namun, lokasi tersebut memang pusat tumbuhnya siklon tropis di belahan bumi selatan.

Seruak dingin

Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Edvin Aldrian mengatakan, saat ini juga masih terus dipantau, pergerakan seruak dingin (cold surge) dari belahan bumi utara yang dapat meningkatkan intensitas curah hujan di Indonesia. Salah satu indikatornya, pantauan terhadap kejadian badai salju di wilayah Hongkong.

"Jika badai salju terjadi di Hongkong, dalam tiga hari hingga sepekan bisa berdampak bagi wilayah Indonesia, termasuk Jakarta. Badai di sana akan meningkatkan kondensasi dan berakibat hujan lebat di Jakarta," kata Edvin.

Kejadian bersamaan antara seruak dingin, siklon tropis di Samudra Hindia, dan puncak pasang air laut biasanya menimbulkan banjir besar di Jakarta dan sekitarnya. Kawasan pantai utara Jawa pun bisa turut terdampak.

Menurut Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudiyanto, puncak pasang air laut tertinggi berpotensi terjadi pada 2-6 Februari mendatang. Pertumbuhan bibit siklon tropis di Samudra Hindia sangat menentukan kejadian bencana banjir besar di Jakarta yang dipahami awam sebagai siklus lima tahunan setelah tahun 2002 dan 2007. (NAW)